Perlunya
Pengembangan Sistem Informasi
Kebutuhan akan suatu barang dan jasa semakin
meningkat. Seiring dengan itu bermunculan perusahaan sejenis yang siap
menjadi pesaing yang dapat menghambat perkembangan suatu perusahaan.
Kecanggihan peralatan telekomunikasi mempercepat perusahaan-perusahaan lokal
memasuki kancah persaingan dengan perusahaan asing. Persaingan yang ketat
akibat pasar bebas memaksa perusahaan di Indonesia untuk memiliki keunggulan
dan fleksibilitas, mutu product atau jasa yang dihasilkan serta
efektifitas pembiayaan.
Fleksibilitas
merupakan tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki perusahaan mampu
menghasilkan product dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang
selalu mengalami perubahan dan perbaikan manfaat. Kemampuan perusahaan untuk
melakukan penyesuaian dengan cepat setiap perubahan kebutuhan konsumen tersebut
menjadi kunci yang menentukan keberhasilan dalam menempatkan diri setapak lebih
maju dari perusahaan pesaing.
Dengan adanya
perkembangan teknologi informasi mengakibatkan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan
akses terhadap mutu product dan jasa yang akan mereka beli. Dengan
demikian, hanya perusahaan yang mampu menghasilkan product dan jasa yang
memenuhi mutu yang dibutuhkan oleh konsumen yang akan mampu menjadi pemimpin
dalam persaingan pasar.
Sistem
perekonomian makin lama semakin kompleks dan tidak dapat dipungkiri bahwa
sistem informasi yang baik memegang peranan penting dan sangat diperlukan dalam
upaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan yang akhirnya mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan merebut pangsa pasar untuk dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya.
Untuk
mananggulangi hal itu pihak manajemen harus secara terus menerus melakukan
perbaikan di berbagai sektor, mulai dari perorganisasian manajemen dan
melakukan pembinaan karyawan untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien
agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan serta telah menjadi
keharusan melakukan pengembangan sistem informasi berbasis komputer hingga
pada akhirnya mampu bersaing.
Berdasarkan
uraian di atas maka biaya merupakan faktor penting dalam menjamin perusahaan
dalam memenangkan persaingan pasar. Konsumen akan memilih prosedur yang mampu
menghasilkan product dan jasa yang memiliki mutu tinggi dengan harga
murah. Dengan demikian perusahaan senantiasa berusaha menghasilkan
kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen yang akan memenangkan
persaingan jangka panjang
Prinsip Pengembangan Sistem Informasi
1. Pentingnya
Pengembangan Sistem Informasi
a. Adanya
permasalahan – permasalahan (problem) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa:
- Kecurangan –
kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan
dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
- Kesalahan –
kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data
kurang terjamin.
- Tidak
efisiennya operasi.
- Tidak
ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
b. Pertumbuhan
Organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan
organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.
Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif
lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
c. Untuk meraih
kesempatan – kesempatan (oppotunities).
Teknologi informasi
telah berkembang dengan cepat. Teknologi informasi telah berkembang dengan
cepat. Perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan teknologi komunikasi
telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi
informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga
dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen.
d. Adanya
instruksi – instruksi (directives)
Penyusunan sistem yang
baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi – instruksi dari atas pimpinan
ataupun dari luar organisasi seperti misalnya peraturan pemerintah.
2. Tujuan
Pengembangan Sistem Informasi
- Memecahkan
permasalahan – permasalahan
- Meraih
kesempatan – kesempatan
- Memenuhi
instruksi yang diberikan
3. Harapan
Informasi Setelah Menerapkan Sistem Informasi
a. Performance
(Kinerja)
- Diukur menggunakan
throughput dan response time
b. Information
(Informasi)
- Peningkatan kualitas
informasi
c. Economy
(Ekonomis)
- Peningkataan manfaat
vs penurunan biaya
d. Control
(Pengendalian)
- Mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan
e. Efficiency
(Efisiensi)
- Efisien operasional
f. Services
(Pelayanan)
- Peningkatan
pelayanan sistem
4. Prinsip
Pengembangan Sistem Informasi
a. Sistem yang
dikembangkan adalah untuk manajemen.
b. Sistem yang
dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
c. Sistem yang
dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
d. Tahapan kerja
dan tugas – tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
e. Proses
pengembangan sistem tidak harus urut.
f. Jangan tekut
membatalkan proyek.
g. Dokumentasi
harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
Tahap Pengembangan Sistem Informasi (SDLC)
SDLC adalah
tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer
dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
System Development Lyfe
Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa
langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan
adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid,
prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses
membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar,
masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC,
terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda,
namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah
1. Analisis sistem, yaitu
membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan
sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem,
yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang
diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem,
yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang
diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu
melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. Implementasi dan
pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus SDLC dijalankan
secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap
langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert
user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk
memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika
tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah
sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud
adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah
kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal
internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan
oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam
siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah
pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem
Sumber :