Friday 4 April 2014

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR (SOFTSKILL)



BALLADHIKA R. (1A113385) 4KA44






MANUSIA DAN KEBUDAYAAN






Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologisyang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.


Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia






a. Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu Jasad, Hayat, Ruh, Nafs.






b. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu Id, Ego, dan Superego






Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.






Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.






Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.






HAKEKAT MANUSIA






Adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia,misalnya:


a. Perasaan intelektual,


b. Perasaan estetis,


c. Perasaan etis,


d. Perasaan diri,


e. Perasaan sosial,


f. Perasaan religius.


g. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.


h. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.






PENGERTIAN KEBUDAYAAN






a. Kebudayaan dari bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.”






b. Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukkan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.


Herkovis memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Dalam sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.






c. E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan sebagai anggota masyarakat.


Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.


Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.






UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN






C.Kluckhohn dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada tujuh kebudayaan universal,yaitu :


a. Sistem Religi (sistem kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo relogieus.


b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.


c. Sistem Pengetahuan, merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.


d. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia sebagai homo economicus.


e. Sistem Teknologi dan Peralatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.


f. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.


g. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.






WUJUD KEBUDAYAAN






Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,


a. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.


Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.






b. Kompleks aktivitas.


Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini disebut sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu sama lain dari waktu ke waktu.






c. Wujud sebagai benda.


Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.






ORIENTASI NILAI BUDAYA






Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :


a. Hakekat hidup manusia (MH)


b. Hakekat karya manusia (MK)


c. Hakekat waktu manusia (WM)


e. Hakekat alam manusia (MA)


f. Hakekat hubungan manusia (MN)






PERUBAHAN KEBUDAYAAN






Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.


Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :


a. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.


b. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.


Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.


Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalamsuatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.


Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.


Beberapa factor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan baru, antara lain:






Terbatasnya masyaratak memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.


Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominant dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsure baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandasan ajaran agama yang berlaku.


Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.


Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadikan landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.


Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.






KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN






Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.


Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :


a. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.


b. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.


c. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.


Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat atu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.






KONSEP ILMU BUDAYA DASAR & KESUSASTRAAN




Sastra


Sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya yang dalam arti khusus dapat kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.






Seni


Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni sastra bisa dibagi menjadi dua, yaitu:


a) Seni Sastra Tulis


Banyak sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang di masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi, cerita fiksi, dan essay.


b) Seni Sastra Lisan


Seni sastra lisan disampaikan dengan bahasa lisan.






Peranan Sastra


Dalam berbahasa pun mulai memperlihatkan keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya. Selain itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis penontonnya. Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya yang mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri. Untuk itu perlu kiranya dilihat sejauh mana peranan sastra dan budaya dalam pengembangan bahasa, khususnya dalam karya-karya sastra sehingga kita dapat gambaran yang jelas peranan dari kedua hal tersebut.






Hubungan Antara Sastra, Seni dengan Ilmu Budaya Dasar


Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.






Prosa


Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.


Prosa lama :


1. Hikayat


2. Sejarah


3. Kisah


4. Dongeng


Prosa baru :


1. Roman


2. Novel


3. Cerpen


4. Riwayat


5. Kritik


6. Resensi


7. Esai






Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi


1. Prosa fiksi memberikan kesenangan


Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut


2. Prosa fiksi memberikan informasi


Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.


3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural


Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.


4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan


Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.






Puisi


Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.






Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :


1. Figura bahasa


2. Kata – kata yang bermakna ganda.


3. Kata – kata berjiwa.


4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai, rasa, dan asosiasi-asosiasi tertentu.






Alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD :


1. Hubungan puisi deengan pengalaman hidup manusia.


2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.


3. Puisi dan keinsyafan social.










Contoh Puisi :






Kulari kehutan kemudian menyanyiku


Kulari kepantai kemudian teriakku


Sepi, sepi dan sendiri


Aku benci


Aku ingin bingar


Aku mau di pasar


Bosan aku dengan penat


Dan enyah saja kau pekat


Seperti berjelaga jika kusendiri


Pecahkan saja gelasnya biar ramai


Biar mengaduh sampai gaduh


Ada malaikat menyulam


Jaring laba – laba belang


Di tembok keraton putih


Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera


Atau aku harus lari kehutan


Belok kepantai





http://vandyaprillyan.blogspot.com/2013/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.htmlhttp://donaemons.wordpress.com/2009/01/26/tentang-seseorang-dian-sastrowardoyo/